Rabu, 28 Januari 2015

Nikmatnya Ngentot tetangga Kost



Cerita ini bermula saat aku kuliah di Jakarta,dimana saat itu aku masi berusia 20 tahun dan sebut saja namaku Aji. Aku tinggal disebuah kost-kostan yang tidak jauh dari tempatku kuliah hanya sebuah kamar dan lansung kamar mandi didalam. Dimana cewek dan cowok diterima ngekost disini, karena yang tinggal rata-rata para pekerja shif kadang aku jarang berjumpa dengan mereka. Ada 1 cewek yang kerjanya office hour tinggal disebelah kamarku sebut saja namanya Tari yang usianya saat itu kira-kira 26 tahun dengan tinggi 165 cm dan berkulit kuning langsat mempunyai body yang sangat bagus dan dadanya lumayan besar untuk ukuran gadis Indonesia. Seperti biasa tiap aku pulang kuliah sebelum mandi aku duduk didepan kamar hanya dengan memakai handuk dan kaos dalam, menghabiskan sebatang rokok dan menunggu mba Tari lewat pulang kerja. Dari jauh aku melihat dia berjalan kearah depan kamarku karena memang kamarnya terletak paling pojok setelah kamarku.
 “Sore mba Tari, baru pulang kerja mba ?” tanyaku ramah.
“Iya Aji” jawabnya juga ramah sambil tersenyum padaku.
“koq keliatannya cape banget mba ? lagi banyak kerja ya ?”
“iya nih aku lagi dikejar deadline kerjanya banyak banget, badannya pada pegel”
“Mmmh, ntar mau beli makan bareng ga mba ?”
“Engga kayanya Aji, aku boleh nitip aja ya ?”
 “Ya boleh mba. Apa sih yang ga buat mba hehehee..”
Sebelum masuk kekamarnya mba Tari memberiku uang dua puluh ribuan dan nitip makanan untuk nanti malam. Sehabis mandi aku beli makanan dan lansung kekamarnya ngetok pintu.
Tok tok tok “Mba Tari…..”
Karena ga ada jawaban aku lansung buka pintu dan mendapati mba Tari terbaring ditempat tidur yang kepalanya masi dililitkan handuk kayanya habis mandi mungkin dia menunggu rambutnya kering tapi malah ketiduran dan kakinya masi belum dinaikin kekasur. Tanpa pikir panjang aku masuk dan menutup pintu lalu meletakkan makanan yang baru kubeli. kuangkat kakinya dan kunaikan ditempat tidur. Perlahan mba Tari membuka matanya dan tersenyum padaku.
“Kamu baik banget Aji”katanya dengan nada pelan.
”Ah nggak papa mba, kasian aja mba nya kecapean, kalo mba mau aku pijitin kakinya ya ?”
“Ga usah, nanti ngerepotin kamu Aji”
Aku ga dengerin omongannya, seketika aku mengambil lotion dan mulai memijit kakinya, memang saat itu dia udah memakai celana pendek longgar selutut dan baju kaos rumahan. Aku mulai pijit jari-jari kaki mba Tari sampai ketumit. Baru sebentar kayanya mba Tari udah ketiduran pulas banget dan ada kayanya setengah jam aku terus memijitnya sampai dia terbangun lagi.
“Aduh Aji maaf ya mba ketiduran pijitan kamu enak banget” katanya agak malu.
“hehehee iya donk, kan aku udah bersertifikat dari departemen pijit-memijit” candaku padanya.
“iihh kamu bisa aja, ada loh 30 menit aku ketiduran tapi kamu mijitin aku terus ya ?”
“iya mba biar mba bangunnya nanti seger kasian lagi banyak kerja, kalo mba mau aku pijitin betisnya sekalian ya ? ”Tanya ku pada mba Tari.
“Kamu yakin gapapa ?”
“iya mba gapapa aku seneng bisa bantuin mijitin mba, lagian mijitin mba Tari  tu enak kulitnya halus banget”
Mba Tari hanya tersenyum dan lansung membalikkan badannya tengkurap sambil memeluk bantal, dan aku pun mulai memijit betisnya yang sangat indah itu. Saat itu aku ga tau mba Tari memasukkan tanganya kebelakang baju meraba punggungnya sendiri, sekilas aku lihat dia kayanya membuka pengait bra nya. Dan mulai tengkurap lagi. Aku berfikir kayanya mba Tari udah ngasi lampu hijau buatku untuk memijit punggungnya dan saat itu terlintas aja dalam otak ku seandainya itu terjadi aku bisa dengan laluasa menyentuh kulitnya yang sangat terawat itu. Baru aja kepikiran kayanya dalam celanaku ada yang merespon dan lansung aja seketika celanaku menjadi sempit karena siotong udah berdiri duluan.
“kamu bisa mijitin punggung sama pinggangku juga ga Aji ?”
Seketika aja aku jadi kaget dia ngomong gitu, baru aja aku menghayal malah uda dikabulkan.
“ Eh oH iya iya bisa mba Tari” jawabku gelagapan.
“Pinggangku nyeri semua duduk seharian dikantor nih” katanya lagi.
“iya mba Tari aku pijitin sekalian aku juga tau titik-titik syaraf biar bisa aku acupressure juga” Aku duduk menyamping disebelah mba Tari. Pertama aku deg-degan juga coba menaikan baju mba Tari keatas dan aku tertegun melihat punggungnya secara lansung karena sangat putih mulus dan tanpa cacat sedikit pun. Mulai aku usap pinggangnya pelan-pelan naik keatas kepunggung dan benar aja dugaanku tadi dia udah membuka pengait bra nya. Saat aku mijit punggungnya kadang dekat pangkal lengannya jariku menyentuh pinggiran payudaranya dan saat aku mau memijit pundak dan belakang lehernya mba Tari seperti tau kalo bajunya menghalangi tanganku dan seketika dia malah mambuka bajunya sambil tengkurap dan tetap memeluk bantal dan mengempitkan payudaranya yang besar itu. Aku udah bener-bener ngga tahan rasanya karena siotong dalam celanaku udah keras dari tadi. Karena udah seperti ini aku memberanikan diri naik duduk diatas pantat mba Tari yang bohai seperti orang menunggang kuda. Aku mulai acupressure punggung mba Tari dengan menekan kedua jempolku dititik syarafnya. Tanpa aku sadari rupanya penisku tepat berada ditengah-tengah pantatnya dan menekan sangat kencang. Bukanya marah mba Tari mulai memutar-mutarkan pantatnya supaya bergesekan terus dengan penisku. Aku tau dia udah mulai teransang dengan mengeluarkan erangan-erangan erotis dari mulutnya.
“mmmh oohhh enak Aji terusss ditekan lagiiii”
Seketika mba Tari membalikkan badannya sehingga aku yang tadi memegang punggungnya kini malah memegang kudua payudaranya yang besar montok dan mengacung keatas. Tanpa banyak omong kedua tangannya menarik kepalaku dan mencium bibirku aku pun membalasnya. Kamipun berciuman . Tanganku yang tadi memegang payudaranya sekarang mulai meremas-remas dan memelintir kedua putingnya.
“Aji aku mau kamu mijitin aku sampai tuntas malam ini sayang” katanya sambil membuka celana dan celana dalamnya.
“Iya mba Tariku sayang” kataku juga sambil membuka semua pakaianku. Penisku yang dari tadi tertahan dicelana sekarang bebas berdiri dengan kerasnya. Mba Tari keliatan senang dengan ukuran penisku yang lumayan besar panjang 17 cm dan diameter 4 cm. Kami pun mulai berciuman lagi dengan posisi mba Tari masih dibawah, aku menciumnya dengan lembut tangan kiriku meremas kedua payudaranya bergantian dan kadang memelintir putingnya, tangan kananku mulai menjamah perutnya dan turun kepusar kebawah dan aku rasakan bulu halus diatas vaginanya lalu aku merasakan itilnya yang udah basah dengan lendir kewanitaanya, itilnya aku putar dan aku tekan dengan lembut.
“ooouuhhh oouuhhh ssshhhh nikmat banget sayang”desah mba Tari.
Ciumanku mulai turun menjalar kelehernya dan terus kebelahan dadanya aku mengecup putingnya yang kecil berwarna kemerahan itu lalu menghisapnya dengan rakus bergantian kiri dan kanan. Seketika bulu romanya berdiri dan dia menggelinjang merasakan hisapanku diputingnya. Setelah itu ciumanku turun kebawah lagi kepusarnya dan tanganku berusaha melebarkan kakinya selebar mungkin dan terpampanglah pemandangan indah mba Tari yang bertubuh bahenol itu sedang mengangkang pasrah dengan memek yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus dan bibir memek yang bewarna kemerahan. Bibirku mendekat kememeknya aku kecup itilnya dan lidahku mulai menjilati benda kecil itu aku hisap dan aku pelintir dengan mulutku. Mba Tari tidak kuasa menahan nikmat yang aku berikan, badannya terus bergerak dan pantatnya terus diputar-putar, mulutnya mengoceh tidak karuan. Tangan kiriku meremas-remas payudaranya dan tangan kananku mulai memasukkan jari kedalam dalam memeknya yang terus basah, mba Tari menekan kepalaku sangat kuat kearah memeknya dan menjepit kepalaku dengan pahanya.
“oouhhh oouuhh mmmmmhhhh eeaaahhhhh” satu desahan panjang diiringi menyemburnya cairan vaginanya mba Tari orgasme tepat dimulutku . Sekarang mba Tari mendorong badanku berdiri disisi tempat tidur dia berjongkok menghadap kearah ku dan tangannya mulai mengelus dan meremas-remas penisku setelah itu dia mulai menjilati penisku dari pangkal hinga ujungnya. Tangan kirinya membelai kedua buah zakarku dengan lembut dan yang kanan memegang batang kejantananku, saat mba Tari mulai memasukkan penisku kemulutnya terasa sangat nikmat sekali, tangannya mengocok batang penisku pelan-pelan dan mulutnya terus menghisap dan menjilati kepala penisku dengan rakus. Dia coba memasukkan penisku kedalam mulutnya tapi cuma setengah karena mentok dikerongkongannya. Saat yang dinanti datang mba Tari duduk mengangkang dipinggir tempat tidur tepat didepanku yang masih berdiri dia mengarahkan penisku kelobang memeknya, aku mulai memasukkan kepala penisku kememeknya pelan-pelan terasa masih sempit dan peret. Saat baru kepala penisku masuk aku menariknya keluar lagi sampe 3 kali biar terbiasa, tapi mba Tari yang ga sabaran malah mengunci pantatku dengan melingkarkan kedua kakinya dipantatku dan mau penisku dimasukkan semua. Mba Tari meremas kedua bahuku gemas karena seperti aku mempermainkannya, aku coba menekan lagi pelan-pelan dan penisku udah masuk setengah mba Tari mendongak keatas menahan nikmat, aku mulai menggoyangkan pantatku maju mundur dan dengan satu tekanan kuat bleess penisku masuk semua sampai kepangkalnya, saat itu juga mba Tari berteriak kecil
“Ooouucchhh” dengan mata terpejam.
Dimulailah permainan kami, aku menggenjot memek mba Tari kadang pelan dan kadang kaya orang kesetanan, aku memaju-mundurkan pantatku diiringi irama penisku yang bergesekan dengan memeknya, cairan memek yang sebelumnya keluar jadi pelicin dan menimbulkan bunyi yang sangat erotis. Kami berdua bermandikan keringat memacu birahi yang udah sama-sama memuncak. Mba Tari mengusap dadaku dan meraba perutku yang rata.
“Badan kamu bagus sayang, pasti stamina kamu kuat” katanya.
“Iya donk sayang, aku kan rajin nimba air tiap pagi heheee” jawabku centil.
“ooouuchhhh puasin aku sayang”
“pasti sayangku, sepuas yang kamu mau sayang” mba Tari mencengkram bahuku kuat yang aku tau dia mau nyampe lagi dan aku lebih mempercepat ritme goyanganku.
“ooouchhh uuuhhhh ooouuchhh yeaaahhhh” erangan keluar dari mulut mba Tari disertai lagi dengan orgasme keduanya. Aku mencabut penisku dari memek mba Tari yang lagi-lagi udah basah sama cairan orgasmenya dan meminta dia balik badan menungging kearahku. Mba Tari udah aga lemas kayanya tapi dengan senang dia menuruti kemauanku. Dari belakang dengan posisi menungging aku lebih bernafsu lagi melihat tubuhnya yang sintal ditambah dengan pantatnya yang besar basah oleh keringat, lipatan memek yang sangat sempurna menyembunyikan itil nya didalam. Aku arahkan kepala penisku memeknya dan mulai memasukkan kepala penisku pelan-pelan. Sambil memaju mundurkan pantatku aku mencengkram kuat kedua pinggang mba Tari membuat dia merintih dan mendesah membuatku semakin kencang memompa memeknya dari belakang.
“oouuchhh ooouuchhhh mmmhhh enaakkkk sayyaaaanngggggg” katanya.
Lumayan lama dengan posisi menungging dan kayanya mba Tari udah mau keluar lagi dia mau ganti posisi dan memintaku berbaring lurus ditempat tidur dengan gaya women on top. Aku menurutinya sambil berbaring dan mba Tari lansung berjongkok diatas tubuhku sambil mengarahkan kepala penisku memeknya dan dengan satu tekanan blessss amblaslah penisku masuk semua kedalam memeknya, dia naik turun menghujamkan penisku keluar masuk didalam memeknya, goyangannya sangat erotis dengan sekalian memutar pantatnya kepenisku. Rasanya sangat nikmat penisku bagai diurut dari ujung sampe pangkalnya. Tak lama akupun rasa udah mau keluar aku mempercepat gerakanku kememeknya.
“Oouuucchhh mbaaa a a a akuuu ma ma mauuu kekekeluaarrr jugaaaa”kataku terbata-bata. “iya sayang ooouuchhh aku juga mau keluarr lalalagiii ooouuuuccchhhhh”kata mba Tari.
Diiringi teriakan kita berdua aku menekan penisku sekuat-kuatnya kelobang vagina mba Tari dan croott crooott croott croottt……. Spermaku tumpah semua didalam memeknya dan mba Tari pun sama orgasme, cairannya keluar membasahi penisku. Seketika mba Tari lemas dan merebahkan tubuhnya diatas tubuhku dan aku menerimanya dalam pelukanku aku mengecup lama keningnya, tampak dia memejamkan mata dan puas sekali.
“Terimakasih banyak sayangku, aku puas banget malam ini”kataku pada mba Tari.
“Aku yang seharusnya terimakasih sayangku, kamu udah memenuhi keinginan ku minta dipijit sampai tuntas sama kamu, bukan itu aja kamu gentle banget setelah main lansung memelukku, mengecup keningku dan berterimakasih aku sangat bahagia” kata mba Tari.
“Wanita secantik mba pantas mendapatkan yang terbaik, dan aku sebagai lelaki wajib memberikannya”
“Ooohh Aji ku sayang, beruntung banget wanita yang nanti mendapatkan kamu, ga kaya cowok aku dulu main 2 menit udah KO duluan dan lansung tidur”
“Ah mba, ga perlu repot-repot mencari wanita itu, karena dia sekarang ada dalam pelukanku” Mba Tari hanya tersenyum dan memelukku erat kita berciuman lagi sampai akhirnya tertidur. Dan saat pagi bangun kita mengulang permainan lagi. Setiap ada kesempatan kita main lagi tidak tau tempat tidak tau waktu, lagi dan lagi.

Nikmatnya Ibu Kostku

Sudah hampir setahun Kiki tinggal di tempat kost bu Loly. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya secara tidak sengaja ketemu bu Loly di pusat perbelanjaan. Waktu itu bu Loly kecopetan, trus teriak dan kebetulan Kiki yang ikut menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Loly. Trus ngobrol sebentar, kebetulan Kiki lagi cari tempat kost yang baru dan bu Loly mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Loly. Bu Loly lumayan baik terhadap Kiki, kelewat baik malah, karena sampai saat ini Kiki sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Loly masih santai-santai aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi justru Kiki yang nggak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Kiki lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Loly. Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4. Kiki masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. 
Terdengar pintu kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu suara bu Loly yang manggil,”Ki…Kiki… ada di dalem nggak?” Sontak kiki bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Kiki. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Loly pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Loly,” KIki lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Kiki menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….” Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Loly jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Ki, ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar, Kiki tadi nggak mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Kiki. Sekitar lima belas menit Kiki di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Loly bosan trus nggak jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Loly sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga Kiki dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru. Bu Loly tersenyum manis melihat Kiki yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Ki…” bu Loly membuka pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu Loly sambil sejenak melirik dada bidang Kiki. “ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Kiki sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur. Bu Loly mendekat dan duduk di samping Kiki, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Loly. Kiki jadi kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Kiki dengan sedikit memohon. Bu Loly terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Loly sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang. “ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,” jawab Kiki hati-hati melihat raut wajah bu Loly yang kurang senang. “huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Loly dengan nada kesal. Waduh nampaknya bu Loly lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Kiki. Dengan cepat Kiki menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…” “hhhhh….”bu Loly menghela nafas,”udahlah Ki, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Susi terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Susi jauh lebih muda ya.” sedikit penjelasan bahwa bu Loly ini istri pertama dari pak Ardi, sedangkan istri keduanya bu Susi. Dan sekarang sepertinya pak Ardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Susi dan bu Loly tampaknya udah mulai kesepian nie “wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu…. “jawab Kiki kikuk “gak apa-apa Ki, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan ki?” suara bu Loly sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Loly terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Kiki. “udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Ardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Susi,”Kiki bermaksud menghibur. “ah kamu Ki… emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Loly menatap sendu ke arah Kiki, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya Kiki menghapus air mata itu, pak Ardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Kiki bisa berbuat sesuatu… busyet… Kiki memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.” Dengan sedikit gugup Kiki menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu Kiki dalam hati. Kiki jadi panik, jangan-jangan bu Loly marah dengan ucapan Kiki. Tapi ternyata Kiki salah, karena bu Loly tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Kiki bisa aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona wajah bu Loly berubah sedih lagi,”kalo menurutmu Ki, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Kiki minta penilaian. Terang aja Kiki makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.” Bu Loly tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Kiki liat dari mananya bisa bilang begitu?” Kiki jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.” Bu Loly kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Kiki sambil berkata,” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…” Nafas Kiki terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Loly, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Kiki mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Loly mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Kiki memperhatikan bahwa bu Loly memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya. Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Kiki beralih ke bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Loly di paha Kiki yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Kiki. Dengan penuh selidik bu Loly bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…” Kiki sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Loly,”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…” Tidak ada jawaban dari mulut bu Loly, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Loly makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah. Kiki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Kiki menyambut bibir merah bu Loly, desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Loly menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Kiki, dan dibalas dengan lilitan lidah KIki sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa. Dengan naluri yang alami, tangan Kiki merambat naik ke bahu bu Loly, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Kiki meraba bahu bu Loly sampai ke lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Kiki meremas payudara yang masih terbungkus bra itu. “hhhhh…hhhh” nafas bu Loly mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik bu Loly tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Kiki… melingkari pinggang Kiki, mencari lipatan handuk, hendak membukanya… Uupps…. Kiki tersentak dan sadar….,”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….” Kiki tertunduk tak berani menatap bu Loly sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Loly. Terlihat bu Loly pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka. Pemandangan yang menakjubkan. “napa Ki… kita sudah memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya Ki…” tatapan bu Loly terlihat semakin sendu… “mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu… bisa gawat dong… pak Ardi juga bisa marah besar bu…” jawab Kiki. Tanpa menjawab bu Loly bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Kiki terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Loly. Kemudian dengan tenang bu Loly melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya. Saat berjalan membelakangi Kiki itu nampak gerakan bokong bu Loly naik turun, dan perasaan Kiki semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Loly berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur, Kiki tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Loly. Sampai bu Loly berdiri dekat di depan Kiki dan berkata,”kamarnya udah di kunci Kiki, dan gak ada yang akan mengganggu….” Kiki tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu Loly kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya. Kiki mendekat dan duduk di samping bu Loly… hmmm… nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Kiki langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya. Bu Loly yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Kiki, menarik wajah dan langsung melumat bibir Kiki dengan nafsu yang membara. Kiki membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Loly, tangan Kiki meremas payudara montok milik bu Loly. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Loly mendorong lembut badan Kiki, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu. Kiki mendorong lembut tubuh bu Loly, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang. Tanpa menunggu lagi Kiki melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting. Dengan gemas Kiki menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya ………………… “HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Loly mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Kiki melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada pusar bu Loly yang menggelinjang kegelian. Kiki menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Loly, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Loly mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi. Kiki mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Loly yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Kiki menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Loly dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Loly mengerang kenikmatan,”AHHHH…. MMMMH… HHH… Ki….UHH…”desahan birahi yang memuncak dari bu Loly membuat Kiki semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu. Setelah beberapa menit Kiki mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Loly tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”Ki…. Ayo sayang… masukkin Ki… hhhh…mmmmh.” Suara bu Loly ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang. Dengan tenang Kiki menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap. Bu Loly semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Kiki naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Loly yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Kiki dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya. Dengan sekali dorongan penis Kiki amblas sampai setengahnya. Kiki menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Loly,” AHHH….TERUSKAN Kiiiii….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya. Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Kiki memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot. Kiki bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Loly mencengkam punggung Kiki, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir Kiki dan bu Loly. Sesaat Kiki menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Loly memeluk Kiki dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Loly memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu Loly memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Kiki lebih dalam. Kiki tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Loly. Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Loly seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan. Dengan sigap Kiki membalikkan posisi, bu Loly kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Kiki meneruskan pertempuran. “Kiiii…AHH..AH..AH..UH…TERUS Kiiiii…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…Kiiiii….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Loly mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Kiki merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya. Kiki menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat KIki kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Loly…. Yang dengan cepat meraih penis Kiki dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Loly mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Kiki membaringkan tubuhnya disamping bu Loly. Terdiam untuk beberapa saat. Bu Loly bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Kiki. “makasih ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u Kiii,” bisik mesra bu Loly di telinga Kiki. “mmm…baik bu…”belum sempat Kiki menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Loly menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dong…”ucap bu Loly manja. “iya sayang….” Balas Kiki, senyum manis merekah di bibir seksi bu Loly. Setelah itu dengan cepat Kiki dan bu Loly merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Kiki, bu Loly berbisik mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya… berapa ronde pun dilakoni buat Kiki tersayang.” Sambil berpelukan mesra, Kiki menyanggupi ajakan bu Loly.